Gowes pagi ini antara niat dan tidak. Maklum biarpun jarum menunjukkan pada pukul 06.00 pagi, matahari masih enggan menampakkan sinarnya. Seperti lelap di peraduannya. Tapi Abi bilang acara sepeda santainya dimulai pukul 6 tepat di GOR PT. Badak.
"Dhi, mau ikutan, nggak?' tanyaku. Ia menggangguk, tapi bukannya bersiap-siap eh, malah asyik di depan tivi. Aku sendiri pun asyik di depan lapy, hihihi.. payah ya?
"Loh... jadi sepedahan, nggak?!" Abi bertanya, agak kesal tuh. Abisnya aku dan Dhiya kayak nggak niat, hehehe... maaf ya, Abi sayang....
Kami bergegas ke kamar, ganti baju, pakai sepatu dan helm. Pukul 06.45 kami tiba di GOR. Untunglah acara belum dimulai. Kolam Gor dipenuhi orang-orang yang hobi memancing. Rupanya ada hadiah besar hari ini.
Kami segera bergabung di kerumunan para pengendara sepeda, sementara banyak pula kerumunan yang bersiap-siap untuk mengikuti acara jalan santai. Sepertinya bakal meriah nih!
Tepat pukul 07.00 rombongan pengendara sepeda santai diberangkatkan. Tak jelas rutenya kemana, kami cuma diminta mengikuti mobil patroli ke arah SD Vidatra. Okelah... rute yang biasa kami lalui. GOR-SD Vidatra-PC6 Millenium-SMP Vidatra-Mesjid Al Kautsar-PC3 lama-PC4 Baru.
Sayangnya ketika kami mengayuh tidak terlalu kencang dan cenderung tertinggal karena terhambat lampu merah di perempatan, tak ada 'tanda' ataupun 'panitia' yang berdiri di setiap persimpangan jalan untuk memberi petunjuk. Untunglah dengan mengayuh lebih kencang, akhirnya kami melihat juga iring-iringan sepeda yang sudah tiba di pos yang telah ditentukan yaitu di PC4 Baru, di daerah rumah dr. Indah. Lumayan juga jauhnya.
Di pos ini, kami diberi kupon dan air minum. Kupikir rute pulang tinggal balik kanan menuju GOR, tapi ternyata kami harus memutar melalui kantor Services. Hm... turunan di depan kantor Services cukup tajam, tanpa mengayuh sepeda kami melaju kencang. Yipiiiieee....
Tibalah di tanjakan depan gate pos dekat Flare Tip area, hadeuh... nanjaknya alamak! Tapi lihatlah, Dhiya penuh semangat terus mengayuh tanpa berhenti,, padahal sepeda BMXnya tanpa gigi. Untunglah selama ini Dhiya biasa berlatih mengayuh di tanjakan seperti ini. Jadi tak ada keluhan yang terucap, sementara kulihat peserta lain yang seumur Dhiya mengeluh pada ayahnya..
"Makanya lain kali minta belikan sepeda yang operan giginya lengkap ya, Dik. Jadi nggak capek gowesnya.." ledekku pada anak tersebut. Hihihi... Abis bayangin aja. Bapaknya pakai sepeda merk Spesialized, sepeda keren yang harganya berjute-jute. Lah anaknya dibiarkan mengayuh susah payah dengan sepeda biasa, capek deh! *hush, padahal ternyata Abi pun melakukan hal yang sama terhadap Dhiya hihihi... Sepeda Abi Rockhopper, sepeda Dhiya BMX. Yee.. sama aja atuh! Untunglah Dhiya hebat. Aku angkat topi deh buat ketangguhannya bersepeda kali ini.
Dari depan gate pos Flare Tip area, kami menuju town center melewati lapangan golf, Porta, apartemen, lapangan bola dan belok lagi menuju PC3. Ya, ampun... kok balik ke sini lagi. Rasanya pingin ngomelin panitia deh, kok bikin rute muter-muternya berulang. Nggak banget kan?!
"Seperti sepedahan tiga hari. Nggak berhenti-berhenti," ujar Dhiya mengomentari rute bersepeda pagi ini sambil tersenyum. Untunglah kita biasa melewatinya ya, Dhiya? Sekian tanjakan bisa terlalui tanpa berhenti. Anak Umi memang kuat.
Sebelum garis finish, panitia membagikan kotak konsumsi. Nah, satu lagi yang perlu digarisbawahi, bagaimana mungkin membawa kotak pembagian sambil mengendarai sepeda, mau ditaruh dimana coba?.Bisa hilang keseimbangan bila satu tangan sibuk dengan kotak makanan. Kalau terjadi hal yang tak diinginkan bagaimana? Ini panitia kok ga mikir sampai kesitu ya? Sudahlah....
Kami segera mencari tempat parkir yang aman, duduk selonjor dan menikmati isi kotak. Kupon door prize kami masukkan pula ke kotaknya sambil berharap kali ini keberuntungan ada di pihak kami. Dapat hadiah sepeda gunung bolehlah... *ngarep.com
Acara demi acara berlalu, setiap kali penarikan undian doorprize, 6 kupon disebut untuk memenangkan berbagai hadiah menarik. Mulai dari helm sepeda, HP, BB, televisi, kulkas hingga sepeda gunung. Penarikan kupon berselingan dengan hiburan artis Bontang. *pasti deh lagunya Iwak Peyek.. Tuh bener kan? lagi-lagi lagu itu, gimana nggak jadi familiar dengan nadanya kalau lagu itu terus yang selalu berkumandang di setiap acara, hadeuh....
Aku duduk di tepi parit sambil asyik fesbukan dan tanpa sadar nyamuk-nyamuk nakal telah hinggap dan menggigit telapak tanganku. Pantesan, kok gatel banget! Abi sigap menyimak setiap angka kupon yang disebutkan. Dhiya asyik bermain pedang-pedangan bersama Muhammad menggunakan kayu yang teronggok di sekitar situ. Sampai matahari meninggi dan hadiah doorprize tinggal sedikit tak jua nomer kami disebut. Sabar....
Untuk menghilangkan jemu Dhiya dan Abi bersenda gurau di bawah pohon rindang. Kadang Abi juga mengganggu Dhiya dengan berpura-pura hendak menjatuhkan Dhiya ke parit hingga Dhiya berteriak-teriak... :D
Peserta satu persatu mulai meninggalkan acara, mungkin merasa tak bakalan beruntung. Tapi kupikir tanggung banget kalau kami pulang sekarang. Bukankah hadiah terakhir justru merupakan main doorprize. Syukur-syukur bila harapan kami dikabulkan, sambil membayangkan "sepeda gunung impian".
Tak lama kemudian, "Kupon berikutnya adalah nomor... SEMBILAAAN.......SEMBILAAANNNN...... DUAAAAA!!!....." panitia mengumumkan lagi.Abi terlonjak. Di tangannya ada kupon dengan nomor yang cocok: 992. Yeehaw.... sebuah televisi menanti. Tapi untuk memboyongnya, Abi disuruh menyanyi. Lah, Abi kan tidak bisa menyanyi, tapi panitia memaksa. Pakai salah-salah sebutin nama. Masa Abi disebut Pak Depi, halah... sejak kapan nama Abi berubah jadi Depi *ya sejak barusan hihihi...
Akhirnya terdengar juga suara Abi menyanyi lagu tokecang dua bait tanpa diiringi musik. Baguslah! Eh, maksudnya bukan suara Abi yang bagus, tapi baguslah biar cepat selesai hahaha....
Tapi lagi-lagi panitia berulah, kali ini menyebut nama Abi dengan sebutan Pak Jepi, hadeuh.... 20 tahun tinggal di komplek PT. Badak, masa sih nama Cepy tidak dikenal. Huh! Panitianya anak baru kale *padahal memang Abi tidak terkenal hehehe.. baru nyadar.
Wuih, sangking semangatnya, tipi 21 inch itu terasa ringan di tangan Abi, padahal kue Abi dihabiskan Dhiya loh, artinya Abi belum sarapan kan?
Untung Pak Security berbaik hati mengantar hadiah ke rumah. "Horee... aku ikut mobil ya, Bi!" seru Dhiya senang. Sepeda kuningnya segera ditaruh di bak belakang, lalu dengan berani Dhiya duduk di sebelah Pak Security menunjukkan jalan ke rumah. Sementara diriku dan Kang Cepy kembali duduk menanti. Masih ada satu main doorprize yang diundi, SEPEDA GUNUNG. Siapa tahu nomorku kali ini yang beruntung *idih, kemaruk banget!
Dan hasilnya adalah..... nomorku tidak beruntung, saudara-saudara. Berdua kami mengayuh sepeda pulang ke rumah. Tanjakan tinggi tak masalah, di rumah sudah menanti hadiah. Coba kalau hari ini tak beruntung, pasti sepanjang perjalanan pulang bakal terasa capek sangat hahaha...
Ada yang tidak sabar membuka kardusnya...
Ada juga yang terheran-heran melihat remote controlnya. Katroknya, Di! Maklum, tivi di rumah cuma tivi jaman baheula yang remote-nya sudah hancur lalu raib entah kemana....
Bontang, 30 Juni 2012
Di tempat tinggalku yang terletak di tepi hutan tak jauh dari tepi laut.
"Dhi, mau ikutan, nggak?' tanyaku. Ia menggangguk, tapi bukannya bersiap-siap eh, malah asyik di depan tivi. Aku sendiri pun asyik di depan lapy, hihihi.. payah ya?
"Loh... jadi sepedahan, nggak?!" Abi bertanya, agak kesal tuh. Abisnya aku dan Dhiya kayak nggak niat, hehehe... maaf ya, Abi sayang....
Kami bergegas ke kamar, ganti baju, pakai sepatu dan helm. Pukul 06.45 kami tiba di GOR. Untunglah acara belum dimulai. Kolam Gor dipenuhi orang-orang yang hobi memancing. Rupanya ada hadiah besar hari ini.
Kami segera bergabung di kerumunan para pengendara sepeda, sementara banyak pula kerumunan yang bersiap-siap untuk mengikuti acara jalan santai. Sepertinya bakal meriah nih!
Tepat pukul 07.00 rombongan pengendara sepeda santai diberangkatkan. Tak jelas rutenya kemana, kami cuma diminta mengikuti mobil patroli ke arah SD Vidatra. Okelah... rute yang biasa kami lalui. GOR-SD Vidatra-PC6 Millenium-SMP Vidatra-Mesjid Al Kautsar-PC3 lama-PC4 Baru.
Sayangnya ketika kami mengayuh tidak terlalu kencang dan cenderung tertinggal karena terhambat lampu merah di perempatan, tak ada 'tanda' ataupun 'panitia' yang berdiri di setiap persimpangan jalan untuk memberi petunjuk. Untunglah dengan mengayuh lebih kencang, akhirnya kami melihat juga iring-iringan sepeda yang sudah tiba di pos yang telah ditentukan yaitu di PC4 Baru, di daerah rumah dr. Indah. Lumayan juga jauhnya.
Di pos ini, kami diberi kupon dan air minum. Kupikir rute pulang tinggal balik kanan menuju GOR, tapi ternyata kami harus memutar melalui kantor Services. Hm... turunan di depan kantor Services cukup tajam, tanpa mengayuh sepeda kami melaju kencang. Yipiiiieee....
Tibalah di tanjakan depan gate pos dekat Flare Tip area, hadeuh... nanjaknya alamak! Tapi lihatlah, Dhiya penuh semangat terus mengayuh tanpa berhenti,, padahal sepeda BMXnya tanpa gigi. Untunglah selama ini Dhiya biasa berlatih mengayuh di tanjakan seperti ini. Jadi tak ada keluhan yang terucap, sementara kulihat peserta lain yang seumur Dhiya mengeluh pada ayahnya..
"Makanya lain kali minta belikan sepeda yang operan giginya lengkap ya, Dik. Jadi nggak capek gowesnya.." ledekku pada anak tersebut. Hihihi... Abis bayangin aja. Bapaknya pakai sepeda merk Spesialized, sepeda keren yang harganya berjute-jute. Lah anaknya dibiarkan mengayuh susah payah dengan sepeda biasa, capek deh! *hush, padahal ternyata Abi pun melakukan hal yang sama terhadap Dhiya hihihi... Sepeda Abi Rockhopper, sepeda Dhiya BMX. Yee.. sama aja atuh! Untunglah Dhiya hebat. Aku angkat topi deh buat ketangguhannya bersepeda kali ini.
Dari depan gate pos Flare Tip area, kami menuju town center melewati lapangan golf, Porta, apartemen, lapangan bola dan belok lagi menuju PC3. Ya, ampun... kok balik ke sini lagi. Rasanya pingin ngomelin panitia deh, kok bikin rute muter-muternya berulang. Nggak banget kan?!
"Seperti sepedahan tiga hari. Nggak berhenti-berhenti," ujar Dhiya mengomentari rute bersepeda pagi ini sambil tersenyum. Untunglah kita biasa melewatinya ya, Dhiya? Sekian tanjakan bisa terlalui tanpa berhenti. Anak Umi memang kuat.
Sebelum garis finish, panitia membagikan kotak konsumsi. Nah, satu lagi yang perlu digarisbawahi, bagaimana mungkin membawa kotak pembagian sambil mengendarai sepeda, mau ditaruh dimana coba?.Bisa hilang keseimbangan bila satu tangan sibuk dengan kotak makanan. Kalau terjadi hal yang tak diinginkan bagaimana? Ini panitia kok ga mikir sampai kesitu ya? Sudahlah....
Kami segera mencari tempat parkir yang aman, duduk selonjor dan menikmati isi kotak. Kupon door prize kami masukkan pula ke kotaknya sambil berharap kali ini keberuntungan ada di pihak kami. Dapat hadiah sepeda gunung bolehlah... *ngarep.com
Acara demi acara berlalu, setiap kali penarikan undian doorprize, 6 kupon disebut untuk memenangkan berbagai hadiah menarik. Mulai dari helm sepeda, HP, BB, televisi, kulkas hingga sepeda gunung. Penarikan kupon berselingan dengan hiburan artis Bontang. *pasti deh lagunya Iwak Peyek.. Tuh bener kan? lagi-lagi lagu itu, gimana nggak jadi familiar dengan nadanya kalau lagu itu terus yang selalu berkumandang di setiap acara, hadeuh....
Aku duduk di tepi parit sambil asyik fesbukan dan tanpa sadar nyamuk-nyamuk nakal telah hinggap dan menggigit telapak tanganku. Pantesan, kok gatel banget! Abi sigap menyimak setiap angka kupon yang disebutkan. Dhiya asyik bermain pedang-pedangan bersama Muhammad menggunakan kayu yang teronggok di sekitar situ. Sampai matahari meninggi dan hadiah doorprize tinggal sedikit tak jua nomer kami disebut. Sabar....
Untuk menghilangkan jemu Dhiya dan Abi bersenda gurau di bawah pohon rindang. Kadang Abi juga mengganggu Dhiya dengan berpura-pura hendak menjatuhkan Dhiya ke parit hingga Dhiya berteriak-teriak... :D
Peserta satu persatu mulai meninggalkan acara, mungkin merasa tak bakalan beruntung. Tapi kupikir tanggung banget kalau kami pulang sekarang. Bukankah hadiah terakhir justru merupakan main doorprize. Syukur-syukur bila harapan kami dikabulkan, sambil membayangkan "sepeda gunung impian".
Tak lama kemudian, "Kupon berikutnya adalah nomor... SEMBILAAAN.......SEMBILAAANNNN...... DUAAAAA!!!....." panitia mengumumkan lagi.Abi terlonjak. Di tangannya ada kupon dengan nomor yang cocok: 992. Yeehaw.... sebuah televisi menanti. Tapi untuk memboyongnya, Abi disuruh menyanyi. Lah, Abi kan tidak bisa menyanyi, tapi panitia memaksa. Pakai salah-salah sebutin nama. Masa Abi disebut Pak Depi, halah... sejak kapan nama Abi berubah jadi Depi *ya sejak barusan hihihi...
Akhirnya terdengar juga suara Abi menyanyi lagu tokecang dua bait tanpa diiringi musik. Baguslah! Eh, maksudnya bukan suara Abi yang bagus, tapi baguslah biar cepat selesai hahaha....
Tapi lagi-lagi panitia berulah, kali ini menyebut nama Abi dengan sebutan Pak Jepi, hadeuh.... 20 tahun tinggal di komplek PT. Badak, masa sih nama Cepy tidak dikenal. Huh! Panitianya anak baru kale *padahal memang Abi tidak terkenal hehehe.. baru nyadar.
Wuih, sangking semangatnya, tipi 21 inch itu terasa ringan di tangan Abi, padahal kue Abi dihabiskan Dhiya loh, artinya Abi belum sarapan kan?
Untung Pak Security berbaik hati mengantar hadiah ke rumah. "Horee... aku ikut mobil ya, Bi!" seru Dhiya senang. Sepeda kuningnya segera ditaruh di bak belakang, lalu dengan berani Dhiya duduk di sebelah Pak Security menunjukkan jalan ke rumah. Sementara diriku dan Kang Cepy kembali duduk menanti. Masih ada satu main doorprize yang diundi, SEPEDA GUNUNG. Siapa tahu nomorku kali ini yang beruntung *idih, kemaruk banget!
Dan hasilnya adalah..... nomorku tidak beruntung, saudara-saudara. Berdua kami mengayuh sepeda pulang ke rumah. Tanjakan tinggi tak masalah, di rumah sudah menanti hadiah. Coba kalau hari ini tak beruntung, pasti sepanjang perjalanan pulang bakal terasa capek sangat hahaha...
Ada yang tidak sabar membuka kardusnya...
Ada juga yang terheran-heran melihat remote controlnya. Katroknya, Di! Maklum, tivi di rumah cuma tivi jaman baheula yang remote-nya sudah hancur lalu raib entah kemana....
Bontang, 30 Juni 2012
Di tempat tinggalku yang terletak di tepi hutan tak jauh dari tepi laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar