Kisah sedih di hari Minggu

Pagi ini mentari bersinar cerah. Sayang bila hanya dilewatkan di dalam rumah. Jadilah hari ini dengan kegiatan mendirikan tenda di halaman rumah. Ada yang pingin kemping tuh. Siapa lagi kalau bukan Dhiya. :)

Dalam sekejap tenda telah berdiri tegak. Selain pingin kemping, Dhiya juga punya rencana lain. Apaan tuh?

Leha-leha di dalam tenda sambil main game kesayangannya. Berbekal laptop dan bantal, nyaman nian. Ah, Umi ga mau kalah deh. Segera buku dan rajutan Umi ikut masuk ke dalam tenda. Rencananya, nanti setelah Umi selesai ngulek sambal, Umi mau duduk-duduk juga menemani Dhiya menghabiskan minggu ceria ini.

Tuh lihat, Abi sedang asyik membakar ikan baronang. Hm... sepertinya lezat. Aromanya tercium sampai ke dalam tenda.

Hey.. ada yang ga nahan sama aroma ikan bakar, sehingga bergegas menghampiri Abi.

Sambil jongkok berdua, mereka asyik bercakap-cakap. Psstt.. ngobrolinn apa sih? Kelihatannya asyik banget.

Bawang merah dan tomat baru saja selesai dihangatkan dalam arang. Waktunya Umi membuat sambal. Nasi di rice cooker sudah masak, ikan bakarpun sudah hampir masak. Wah, bakalan nikmat nih makan siang di hari Minggu ini.

Tapi tiba-tiba awan kelabu berarak di langit. Cuaca cerah berganti redup. Tik.. tik.. tik.. satu-persatu air tercurah dari langit. Hujan!
Bergegas kami membereskan tenda. Untung saja tendanya mudah diangkat. Barang-barang pindah ke garasi. Boro-boro sempat moto. Yang ada kami berkejaran dengan waktu, agar tak sampai kuyup kehujanan.
Yaaaa... gagal deh kemping sambil menikmati baronang bakar.