Beberapa hal yang diamati terkadang mengusik hati. Daripada dipendam dan kadang menjadi "duri" lebih baik kuungkap lewat petikan jemari disini.
Sabtu, 30 Juni 2012
Minggu, 24 Juni 2012
Sabtu, 23 Juni 2012
Berlayar bersama Abi dan Dhiya
"Umi, ke laut yuk!" ajak Abi di Sabtu pagi, 23 Juni 2012. "Atau, Umi mau ke pasar?" lanjutnya.
Masih dalam keadaan ngantuk, aku pikir-pikir. Mau ke pasar, malas ah (malas kok dipiara). Mau ke laut, aih... tak ada rencana. Kegiatan tanpa rencana kira-kira bakal menyenangkan nggak ya?
"Di Marina aja atau ke Beras Basah?" tanyaku
"Kita sailing di Marina aja, yuk!"
Masih dalam keadaan ngantuk, aku pikir-pikir. Mau ke pasar, malas ah (malas kok dipiara). Mau ke laut, aih... tak ada rencana. Kegiatan tanpa rencana kira-kira bakal menyenangkan nggak ya?
"Di Marina aja atau ke Beras Basah?" tanyaku
"Kita sailing di Marina aja, yuk!"
Rabu, 20 Juni 2012
Jalan itu...
"Show me the way," kicaumu pada dunia pagi kemarin, melengkapi status-status galaumu sepanjang hari selama minggu-minggu terakhir ini. Persis seperti para pe-galau- (sebutanku untuk orang-orang yang suka pamer keresahannya di dunia maya) yang selalu memenuhi beranda fesbukku.
Minggu, 10 Juni 2012
Sepi yang ramai
"Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkan kau mendengar kisah
mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam
perjalanan."
Hari ini, waktunya mengembalikan buku 'Hujan dan Teduh' karya Wulan Dewatra ke perpustakaan. Buku yang kupinjam sejak dua minggu yang lalu, tapi baru sempat kubaca semalam hingga pukul 02.30 dini hari. Tentu saja kini aku sangat mengantuk, tapi kupaksakan bangun karena beberapa pekerjaan yang terbengkalai tak mungkin kutunda lagi. Sementara di luar, langit masih kelabu, rintik pun masih setia. Si hitamku tak ada, berpayung sajakah menuju kesana? Tiba-tiba saja aku menghayal andai saja ada jalan pintas di hutan sebelah rumahku menuju perpustakaan, tentu aku dengan riang akan berpayung di bawah rintik hujan menuju ke sana.
Hari ini, waktunya mengembalikan buku 'Hujan dan Teduh' karya Wulan Dewatra ke perpustakaan. Buku yang kupinjam sejak dua minggu yang lalu, tapi baru sempat kubaca semalam hingga pukul 02.30 dini hari. Tentu saja kini aku sangat mengantuk, tapi kupaksakan bangun karena beberapa pekerjaan yang terbengkalai tak mungkin kutunda lagi. Sementara di luar, langit masih kelabu, rintik pun masih setia. Si hitamku tak ada, berpayung sajakah menuju kesana? Tiba-tiba saja aku menghayal andai saja ada jalan pintas di hutan sebelah rumahku menuju perpustakaan, tentu aku dengan riang akan berpayung di bawah rintik hujan menuju ke sana.
Langganan:
Postingan (Atom)