Hidup tak musti hebat. Sederhana pun bisa berarti ...

Jumat, 10 Agustus 2012

Sesungguhnya Ia Terluka

Siang menjelang sore, manakala matahari Bontang masih bersinar garang, aku duduk di kantor bertiga. Aku dan Mira asyik dengan rajutan masing-masing, sementara mbak Atun duduk di sebrangku memperhatikan kami.

Kegiatan administrasi kantor sudah kami selesaikan. Tiba-tiba saja seorang wanita setengah baya masuk dan bertanya. Ia kami persilahkan duduk. Sepertinya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi masih menimbang, apa pantas atau tidak karena ada kami bertiga di ruang itu yang belum ia kenal.



Aku menggeser dudukku, ingin bangkit dan meninggalkan mereka. Rasanya tak pantas menguping hal pribadi yang hendak ibu itu sampaikan. Tapi kepalang basah, lagipula ibu tersebut, walau berkata ini tak patut diketahui orang, tapi toh akhirnya tanpa ia sadari mengalir juga kisah sedihnya.

Ia merasa terhina dengan laku seseorang yang telah melemparkan kotoran ke pekarangan rumahnya. Ia ingin menuntut. Tadinya kupikir masalah rumahtangga yang akan dilaporkannya, ternyata lain lagi dong persoalannya kalau begitu.

"Jadi sebenarnya yang akan ibu laporkan itu masalah tetangga ya, Bu?" tanyaku akhirnya sekedar menimpali.

"Bukan! Orang yang melempar ini ... gimana ya? Dia ... suami saya itu ... punya yang lain. Tapi bukan ini yang akan saya laporkan. Wong kejadiannya sudah 9 tahun yang lalu, sudah terlambat toh kalau melaporkan suami saya punya yang baru. Saya sudah ikhlas kok, tapi yang saya sesalkan ... si perempuan ini sedang kesal pada suamiku yang suaminya juga. Nah, kekesalannya itu dilampiaskan dengan melemparkan kotoran ke rumah saya. Perempuan itu bilang, yang dilakukannya tidak ditujukan pada saya, melainkan pada suami saya. Tapi itu kan rumah saya juga. Boleh kan kalau saya tidak terima?" ujarnya tanpa jeda. Suaranya bergetar, ada luka yang tersirat dari ucapannya.

Ah, kisah ini ...
Meski ibu ini bilang ia ikhlas, sesungguhnya aku tahu ia sebenarnya terluka ...
Ia butuh teman bicara ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar