Seharian banyak kerjaan, baru sempat ngetik setelah larut untuk even UNSA - My Accident Story (200 kata). Tapi sayang, pas selesai ngetik ternyata sudah tutup eventnya, whuaa...
Ya sudah, kutulis di sini aja lah. Itung-itung latihan :)
Percayalah
Bulan itu di tahun 2003, kabarnya perusahaan akan memberi bonus. Tentu saja kami girang, rencana kami untuk melunasi ONH akan menjadi nyata. Tak pernah terlintas di benak bahwa rejeki kami akan melayang untuk hal di luar dugaan.
Hujan rintik menemani perjalanan kami. Perjalanan pulang dari mencari pembantu. Untuk pasangan muda yang sama-sama bekerja, keberadaan PRT sangatlah dibutuhkan, terutama untuk mengawasi anak-anak yang masih kecil.
Sayang, orang yang dicari tak kami dapatkan. Kami pulang dengan perasaan kecewa, menyusuri jalan propinsi yang tak terlalu lebar, penuh tanjakan, turunan dan tikungan tajam.
Mobil kami melaju tak terlalu kencang. Tapi tiba-tiba saja kami mendapati tikungan yang menurun cukup tajam. Reflek suami menginjak rem untuk menahan laju kendaraan, tapi apa jadinya? Karena jalanan basah dan licin, mobil oleng dan terguling menghantam bahu jalan. Kami berteriak histeris sampai mobil berhenti. Kulihat bagian belakang mobil sudah penyok dan kacanya pecah berhamburan. Ajaibnya, kami berdua tak lecet sedikitpun. Alhamdulillah. Membayangkan ongkos yang harus kami keluarkan untuk memperbaiki mobil, tanpa sadar aku nyeletuk, “Yaaa.. nggak jadi deh pergi haji.”
Suamiku langsung protes, “ Belum tentu, Ma. Rezeki itu Allah yang mengatur, percayalah..” Benar perkataannya, walau uang bonus habis untuk perbaikan mobil, ternyata 4 bulan kemudian kami bisa melunasi ONH.
Ya sudah, kutulis di sini aja lah. Itung-itung latihan :)
Percayalah
Bulan itu di tahun 2003, kabarnya perusahaan akan memberi bonus. Tentu saja kami girang, rencana kami untuk melunasi ONH akan menjadi nyata. Tak pernah terlintas di benak bahwa rejeki kami akan melayang untuk hal di luar dugaan.
Hujan rintik menemani perjalanan kami. Perjalanan pulang dari mencari pembantu. Untuk pasangan muda yang sama-sama bekerja, keberadaan PRT sangatlah dibutuhkan, terutama untuk mengawasi anak-anak yang masih kecil.
Sayang, orang yang dicari tak kami dapatkan. Kami pulang dengan perasaan kecewa, menyusuri jalan propinsi yang tak terlalu lebar, penuh tanjakan, turunan dan tikungan tajam.
Mobil kami melaju tak terlalu kencang. Tapi tiba-tiba saja kami mendapati tikungan yang menurun cukup tajam. Reflek suami menginjak rem untuk menahan laju kendaraan, tapi apa jadinya? Karena jalanan basah dan licin, mobil oleng dan terguling menghantam bahu jalan. Kami berteriak histeris sampai mobil berhenti. Kulihat bagian belakang mobil sudah penyok dan kacanya pecah berhamburan. Ajaibnya, kami berdua tak lecet sedikitpun. Alhamdulillah. Membayangkan ongkos yang harus kami keluarkan untuk memperbaiki mobil, tanpa sadar aku nyeletuk, “Yaaa.. nggak jadi deh pergi haji.”
Suamiku langsung protes, “ Belum tentu, Ma. Rezeki itu Allah yang mengatur, percayalah..” Benar perkataannya, walau uang bonus habis untuk perbaikan mobil, ternyata 4 bulan kemudian kami bisa melunasi ONH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar