Semalam melahap separuh "Perahu Kertas", hatiku ikut gerimis merasakan kepedihan Kugy. Lho, kok jadinya aku yg merasa patah hati ya? Tak ingin berhenti sampai bab terakhir. Whuah, alhasil sore ini mataku sembab, kantuk menyerang karena menamatkan buku ini dalam waktu sehari semalam. Walau akhirnya dongeng dan lukisan itu bersatu, hati dan impian mereka bertemu, tapi proses panjangnya meninggalkan kesan yg mendalam. Cerita yang menyentuh, meluruhkan airmata tapi juga menggelitik syaraf ketawa dengan percakapan segarnya.
Tersentuh pula pada alinea, "Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga janji, atau kesetiaan. Tidak ada. Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun." Luhde menenunduk. Menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Ia memahami apa yang diucapkan pamannya. Yang belum ia pahami adalah, mengapa harus sesakit ini rasanya?
*waaaa... melow. Cinta.. cinta..
Btg, 27 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar