Sudah lamaaaa ingin punya kamera bagus, tapi harganya ... duh, muahal amat! Setiap menerima pesanan kue, hasil bayarannya kutabung untuk mewujudkan impian ini, tapi ... lagi-lagi karena satu dan lain hal, itu duit tak jua berubah wujud menjadi kamera idaman.
Biarlah keinginan ini kupendam dulu, toh aku juga belum tau cara mengoperasikan tu benda. Jangan aja beli mahal-mahal tapi nggak ngerti cara pakainya. Kan sayang.
"Pucuk dicinta ulam tiba" kata pepatah jaman dulu, aku ketiban tugas menyiapkan pelatihan fotografi tingkat pemula bekerja sama dengan Badak Photographer Club. Wew, meski tak terdaftar di list nama peserta, aku bebas duduk di dalam kelas, menyimak dan ngobrol dengan mbak Rini dan Om Taufik tentang beragam merk kamera dan harganya. *racun nih.
Hari pertama yang full teori dari Om Satriawan rada bikin bingung karena aku nggak punya kamera, jadi apa yang mereka terangkan cuma bisa masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Hadeuh ...
Nggak nyangka, mbak Tyas yang cuma ikut pelatihan di siang hari pertama, menyerahkan kamera milik PWP untuk kugunakan besok pagi. Mbak Tyas nggak bisa ikut sesi berikutnya karena bertepatan dengan kegiatannya ke gereja. Wah, kesempatan nih.
Kamera kubawa pulang, tapi ya ampuuuunnn ... baterenya drop banget! Kucoba dengan batere satunya, yah ... sebelas duabelas, sama juga LOW BATT. Ih, sungguh tidak beruntung!
Mau utak-atik sendiri juga nggak berani. Takut salah. Yah, percuma deh bawa kamera tapi nggak ngerti cara pakainya.
Untunglah keesokan paginya mbak Atun membawakan charger. Di hari kedua pelatihan ini kami menyusuri pantai Marina. Tugas pagi ini : membidik pemandangan sekitar dengan setting cuaca cerah.
Sambil menghabiskan energi di batere yang satu, batere satunya lagi dibawa Ayangku ke Boat House untuk numpang nge-charge.
Seluruh peserta antusias banget membidik objek yang disarankan. Apalagi ketika sesi membidik objek foto model, waaaaah ... peserta pelatihan berubah keinginan dari 'yang membidik' berganti menjadi 'objek bidik' *halah, ibu-ibu! Kalau nggak narsis nggak seru hihihi...
Asyik banget deh kelas di hari kedua ini.
Ternyata beda kamera, beda merk, beda jenis/kelas kamera meski distel dengan ukuran yang sama menghasilkan qualitas gambar yang tidak sama. Jelas aja, yang satu dibidik oleh kamera basic, yang satunya oleh kamera semipro ... *wah, racun lagi nih!!
Belum lagi setiap instruktur memamerkan hasil jepretan dari kamera kebanggaannya masing-masing yang tentu saja hasilnya CUAKEP BANGET! *Beu ... ini bener-bener racun!!!
Siang itu kami menghabiskan sisa waktu di kelas untuk membahas hasil jepretan masing-masing.
Wulan, meski menggunakan kamera poket biasa, ternyata hasil bidikannya sudah punya gaya sendiri dan cukup layak diberi apresiasi. Applaus buat WULAN!
Begitu juga mbak Dessy Bambang. Lucunya nih, mbak Dessy satu-satunya peserta yang pakai kamera Olympus asyik jepret sana jepret sini dengan lensa bawaan. Padahal di tasnya ada lensa yang super bagus, tapi doi nggak tau. Di akhir sesi, sang instruktur terpana melihat lensa itu. Ya ampuuuunnnn ... coba tadi pakai lensa ini, hasilnya pasti lebih oke. *Aih ... perlu diulang kah kegiatan outdornya?Hahay ...
Itulah emak-emak. Meski demikian, dapat diambil kesimpulan biar emak-emak pun ternyata pada punya bakat terpendam sebagai photographer nih. Terbukti toh pepatah yang mengatakan, "Tak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu."
Alhasil, sore itu aku pulang ke rumah dengan semangat menggebu untuk mewujudkan impian mempunyai kamera idaman. Nabung lebih giat ah ....
Bontang, Awal November 2012
di tempat tinggalku yang terletak di tepi hutan tak jauh dari tepi laut.
Berikut, foto selama pelatihan yang kudapat dari Rina Taufik.
Biarlah keinginan ini kupendam dulu, toh aku juga belum tau cara mengoperasikan tu benda. Jangan aja beli mahal-mahal tapi nggak ngerti cara pakainya. Kan sayang.
"Pucuk dicinta ulam tiba" kata pepatah jaman dulu, aku ketiban tugas menyiapkan pelatihan fotografi tingkat pemula bekerja sama dengan Badak Photographer Club. Wew, meski tak terdaftar di list nama peserta, aku bebas duduk di dalam kelas, menyimak dan ngobrol dengan mbak Rini dan Om Taufik tentang beragam merk kamera dan harganya. *racun nih.
Hari pertama yang full teori dari Om Satriawan rada bikin bingung karena aku nggak punya kamera, jadi apa yang mereka terangkan cuma bisa masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Hadeuh ...
Nggak nyangka, mbak Tyas yang cuma ikut pelatihan di siang hari pertama, menyerahkan kamera milik PWP untuk kugunakan besok pagi. Mbak Tyas nggak bisa ikut sesi berikutnya karena bertepatan dengan kegiatannya ke gereja. Wah, kesempatan nih.
Kamera kubawa pulang, tapi ya ampuuuunnn ... baterenya drop banget! Kucoba dengan batere satunya, yah ... sebelas duabelas, sama juga LOW BATT. Ih, sungguh tidak beruntung!
Mau utak-atik sendiri juga nggak berani. Takut salah. Yah, percuma deh bawa kamera tapi nggak ngerti cara pakainya.
Untunglah keesokan paginya mbak Atun membawakan charger. Di hari kedua pelatihan ini kami menyusuri pantai Marina. Tugas pagi ini : membidik pemandangan sekitar dengan setting cuaca cerah.
Sambil menghabiskan energi di batere yang satu, batere satunya lagi dibawa Ayangku ke Boat House untuk numpang nge-charge.
Seluruh peserta antusias banget membidik objek yang disarankan. Apalagi ketika sesi membidik objek foto model, waaaaah ... peserta pelatihan berubah keinginan dari 'yang membidik' berganti menjadi 'objek bidik' *halah, ibu-ibu! Kalau nggak narsis nggak seru hihihi...
Asyik banget deh kelas di hari kedua ini.
Ternyata beda kamera, beda merk, beda jenis/kelas kamera meski distel dengan ukuran yang sama menghasilkan qualitas gambar yang tidak sama. Jelas aja, yang satu dibidik oleh kamera basic, yang satunya oleh kamera semipro ... *wah, racun lagi nih!!
Belum lagi setiap instruktur memamerkan hasil jepretan dari kamera kebanggaannya masing-masing yang tentu saja hasilnya CUAKEP BANGET! *Beu ... ini bener-bener racun!!!
Siang itu kami menghabiskan sisa waktu di kelas untuk membahas hasil jepretan masing-masing.
Wulan, meski menggunakan kamera poket biasa, ternyata hasil bidikannya sudah punya gaya sendiri dan cukup layak diberi apresiasi. Applaus buat WULAN!
Begitu juga mbak Dessy Bambang. Lucunya nih, mbak Dessy satu-satunya peserta yang pakai kamera Olympus asyik jepret sana jepret sini dengan lensa bawaan. Padahal di tasnya ada lensa yang super bagus, tapi doi nggak tau. Di akhir sesi, sang instruktur terpana melihat lensa itu. Ya ampuuuunnnn ... coba tadi pakai lensa ini, hasilnya pasti lebih oke. *Aih ... perlu diulang kah kegiatan outdornya?Hahay ...
Itulah emak-emak. Meski demikian, dapat diambil kesimpulan biar emak-emak pun ternyata pada punya bakat terpendam sebagai photographer nih. Terbukti toh pepatah yang mengatakan, "Tak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu."
Alhasil, sore itu aku pulang ke rumah dengan semangat menggebu untuk mewujudkan impian mempunyai kamera idaman. Nabung lebih giat ah ....
Bontang, Awal November 2012
di tempat tinggalku yang terletak di tepi hutan tak jauh dari tepi laut.
Berikut, foto selama pelatihan yang kudapat dari Rina Taufik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar