Hidup tak musti hebat. Sederhana pun bisa berarti ...

Kamis, 16 Juni 2011

Episode : "Menunggu Ibu dan Anakku Sayang"

Baru saja telpon-telponan sama ibu & anakku yang sedang terdampar di airport Sepinggan. *Dih, telpon-telponan? Telpon beneran lagi.. :)

Kalau saja penerbangan tadi pagi sesuai jadwal, semestinya ibu & Gusti sudah ada di sini, di tempat tinggalku yg terletak di tepi hutan tak jauh dari tepi laut, di ujung timur pulau Kalimantan, tempat yang indah dengan kerlip lampu kilangnya bila malam tiba. Bontang nama kotanya saudara-saudara. *hihihi lagi seneng nulis lokasi tempat tinggalku, dilarang protes yak! :p



Jauh hari, kami sudah memesan ticket yang harganya mulai melonjak karena musim liburan telah tiba. Dua ticket dengan kode booking sekian-sekian-sekian, penerbangan Jkt-Bpp pada pukul 07.00 WIB. Kenapa kami pilih yang pagi hari? Tentu saja dengan harapan bisa connect dengan penerbangan lanjutan dari Balikpapan menuju Bontang yang cuma ada 2x penerbangan, pukul 12.00 WITA & 15.30 WITA. Kalau sampai nggak connect, alamat melakukan perjalanan darat selama kurang lebih 5 jam menuju Bontang. Ya nggak apa-apa sih lewat jalan darat kalau kondisi jalannya halus mulus tanpa jerawat eh, tanpa kelupasan. Lha baru 5 hari yang lalu aku melalui jalan Bontang-Samarinda yang kondisi jalannya kurang bagus, banyak kelupasan di sana-sini, bahkan ada yang nyaris putus karena longsor. Kasihan kan ibuku yang sudah sepuh, kalau harus melek sepanjang perjalanan karena terguncang-guncang. Mana sejak semalam bisa dipastikan ibuku kurang tidur.

Aku membayangkan, tengah malam tadi ibu dan anakku sudah berangkat dari Bandung menuju Cengkareng supaya tidak terlambat check-in. Manusia boleh punya rencana, tapi takdir berkata lain. Menurut cerita ibu dan anakku, di airport Sukarno-Hatta pesawat sudah dinyalakan mesinnya sejak pukul 07.00 WIB, tapi tidak juga berangkat. Ada kerusakan mesinkah atau apa? Ternyata, pesawat belum bisa berangkat karena masih menunggu satu orang pramugarinya yang belum datang. Alamaaakkk..! Akhirnya muncul juga sang pramugari dengan senjata pamungkasnya, "Soryy... sorry..." Boro-boro hayang seuri, yang ada geremengan penumpang pesawat karena penerbangan jadi terlambat dua jam! Dua jam boo... tuing..tuing.. *jadi inget lagu Iwan Fals : sampai station kereta pukul setengah dua, duduk aku menunggu, tanya loket dan penjaga, kereta tiba pukul berapa? Biasanya kereta terlambat dua jam, cerita lama! :)

Sesampainya di Sepinggan - Balikpapan, ketika ibu dan anakku turun dari pesawat, di landasan pacu pesawat menuju Bontang sedang siap-siap terbang. Waktu telah menunjukkan pukul 12.00 WITA (terdapat perbedaan waktu 1 jam lebih cepat dari WIB). Tuh kan... ketinggalan deh. Hoaaaa, pingin nangis guling-guling deh! *huft, ini sih seandainya aku yang mengalami hal seperti ini, beneran nangis guling-guling dah!

Untunglah masih ada penerbangan berikutnya pada pukul 15.30 WITA, dan mereka berdua masih mendapat seat. Alhamdulillah (terimakasih Pak Petugas PTB di airport Bpp). Walau lelah dan mengantuk, ibu dan anakku bersabar menunggu sambil menahan rindu. Untung ada telpon ya? Jadi kami bisa bercakap-cakap menghabiskan waktu.


Bontang, 16 Juni 2011. Pukul 14.00 s/d saat menjemput mereka di bandara PTB.

Sambil menunggu kedatangan mereka, akhirnya kutulis kisah ini. Sementara di atap rumah terdengar suara gerudukan cukup keras. Beuh, tu monyet-monyet penghuni hutan sedang berlatih ketangkasan nyebrang dari atap rumah ke pohon mangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar